Kamis, 02 Februari 2017

Teori Produksi


      A.    Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu proses untuk mengubah barang input menjadi barang output. Dapat pula dikatakan bahwa produksi adalah rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau menciptakan nilai guna dari barang dan jasa.
      B.     Macam-macam Faktor Produksi
Secara umum dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:
           1.      Sumber daya alam
Yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah segala faktor produksi yang berasal dari kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam meliputi:
§  Udara, tanah, air, sinar matahari
§  Hewaan, tumbuhan
§  Bahan tambang dan lainnya
           2.      Tenaga kerja
Dapat kita katakan bahwa tenaga kerja adalah faktor produksi yang berperan dalam mengelola sumber daya lainnya. Tenaga kerja dapat kita bagi lagi berdasarkan beberapa golongan, yaitu:
§  Berdasarkan sifatnya:
§  Tenaga kerja jasmani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan tenaganya dalam bekerja. Contohnya: petani, tukang becak, tukang sapu
§  Tenaga kerja rohani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan pikirannya dalam bekerja. Contohnya: dokter, guru, banker
§  Berdasarkan kualitas dan kemampuannya:
§  Tenaga kerja terdidik: adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya.
Contohnya: dosen, dokter
§  Tenaga kerja terampil: adalah tenaga kerja yang membutuhkan keterampilan tertentu sehingga umumnya memerlukan pelatihan tertentu untuk dapat melakukan pekerjaanya.
Contoh: penjahit, kapster salon, sopir
§  Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil: adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan ataupun keterampilan khusus untuk dapat melakukan pekerjaanya.
Contoh: pemulung, tukang koran, pedagang asongan
        3.      Modal
Modal merupakan faktor produksi yang memiliki peranan dalam mempercepat serta membantu kelancaran proses produksi. Modal juga dapat dibagi menjadi beberapa golongan:
§  Berdasarkan sifatnya:
§  Modal tetap: adalah modal yang memiliki sifat tahan lama sehingga dapat digunakan berkali-kali dalam jangka panjang.
Contoh: mesin, bangunan, kendaraan
§  Modal lancar: adalah modal yang memiliki sifat sekali pakai.
Contoh: kertas, bahan bakar.
§  Berdasarkan sumbernya:
§  Modal sendiri: adalah modal yang bersumber dari pribadi pemilik maupun perusahaan itu sendiri
§  Modal asing: adalah modal yang berasal dari pinjaman pada bank atau pihak lainnya
§  Berdasarkan kepemilikannya:
§  Modal individu: adalah modal yang bersumber dan dimiliki oleh individu dan hasilnya dapat dikategorikan sebagai penghasilan bagi pemilik modal tersebut.
Contoh:  bunga tabungan, rental mobil, sewa bangunan
§  Modal umum: adalah faktor produksi modal yang berasal dari pemerintah dan digunakan untuk kepentingan bersama.
Contoh: pasar, pelabuhan
§  Berdasarkan bentuknya:
§  Modal konkret: adalah modal yang bentuk fisiknya dapat dilihat selama proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku
§  Modal abstrak: adalah modal yang tidak memiliki bentuk fisik namun berharga dan memiliki kegunaan bagi perusahaan.
Contohnya: hak paten, hak merek, nama baik
     4.      Kewirausahaan
Adalah keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengkoordinasi faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang pengusaha terangkum dalam proses sebagai berikut:
§  Perencanaan
§  Pengorganisasian
§  Penggerakan
§  Pengawasan

       C.    Pembagian Produksi
Produksi dapat dibagi menjadi lima kategori:
1. Bidang ekstraktif
Adalah semua usaha yang dilakukan dengan cara mengambil hasil alam secara langsung.
Contoh: pertambangan, perikanan
2. Bidang agraris
Adalah setiap usaha dengan mengolah alam agar memperoleh hasil yang dibutuhkan.
Contoh: pertanian, perkebunan
3. Bidang industri
Adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara mengolah bahan mentah sampai menjadi barang jadi.
Contoh: industri tekstil, industri makanan
4. Bidang perdagangan
Adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara membeli dan menjual kembali tanpa merubah bentuk barang yang dijual tersebut.
Contoh: industri ritel
5. Bidang jasa
Adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat.
Contoh: asuransi, perbankan, pengangkutan

     D.    Tahapan Produksi
Selain dapat dibagi menjadi beberapa bidang, produksi dapat dibagi menjadi beberapa tahapan:
§  Sektor produksi primer: meliputi bidang ekstraktif dan bidang agraris
§  Sektor produksi sekunder: meliputi bidang industri dan bidang perdagangan
§  Sektor produksi tersier: meliputi bidang jasa

      E.     Produktivitas
Dalam teori produksi, dikenal beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:
§  Ekstensifikasi: peningkatan produktivitas dengan cara menambah jumlah faktor produksi yang digunakan.
§  Intensifikasi: dilakukan dengan cara memaksimalkan kapasitas faktor produksi yang telah ada.
§  Rasionalisasi: peningkatan produktivitas dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan yang akan meningkatkan efisiensi produksi, terdiri dari:
§  Mekanisasi : mengganti sifat padat karya menjadi padat modal dengan menggunakan mesin-mesin modern
§  Spesialisasi: melakukan pembagian kerja sehingga satu orang bertanggung jawab pada satu jenis pekerjaan saja
§  Standarisasi: membuat stadar tertentu terhadap bentuk, ukuran, bobot, dan detail lainnya dari suatu produk



Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis, Surakarta: Program Pascasarjana, UNIBA

Teori Penawaran


             A.  Pengertian Penawaran
Menurut Hanafie (2010) Dalam ilmu ekonomi istilah penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu, ceteris paribus. Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual pada berbagai tingkat harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan dan jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus, produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi daripada pada harga yang rendah.

B. Faktor yang mempengaruhi Penawaran
1.     Biaya produksi dan teknologi yang digunakan.
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2.     Tujuan Perusahaan.
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3.     Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4.     Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap.
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5.     Prediksi / perkiraan harga di masa depan.
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

C. Faktor yang mempengaruhi Penawaran:
1.     Biaya produksi dan teknologi yang digunakan.
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2.     Tujuan Perusahaan.
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3.     Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4.     Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap.
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5.     Prediksi / perkiraan harga di masa depan.
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.


Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis, Surakarta: Program Pascasarjana, UNIBA

Teori permintaan

      A.    Pengertian permintaan
Berikut adalah beberapa pengertian permintaan menurut para ahli :
Menurut Gilarso (2007), dalam ilmu ekonomi istilah permintaan (demand) mempunyai arti tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (=ceteris paribus).
           
Menurut Sadono Sukirno (2005) permintaan adalah teori yang menerangkan tentang ciri-ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva permintaan. 

Menurut Adiwarman A. Karim (2007) Permintaan barang yaitu bahwa factor harga dari komoditas merupakan variable dependen yang akan menentukan beberapa jumlah komoditas yang bersangkutan diminta oleh konsumen. 

      B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Berikut adalah beberapa Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan :
1.     Selera
Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi maka akan diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami peningkatan, demikian sebaliknya. Contohnya: permintaan terhadap telepon genggam.
2.     Pendapatan konsumen     
Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti daya beli konsumen yang kuat dan mampu untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar, demikian sebaliknya.
3.     Harga barang/jasa pengganti
Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang harganya relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan. Contohnya: bila harga tiket pesawat Jakarta-Surabaya sama harganya dengan tiket kereta api, maka konsumen cenderung akan memilih pesawat sebagai alat transportasi. Contoh lain: untuk seorang pelajar bila harga pulpen lebih mahal dari pensil, maka ia akan cenderung untuk membeli pensil.
4.     Harga barang/jasa pelengkap
Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling melengkapi. Contoh: kompor dengan minyak tanah, karena harga minyak tanah mengalami kenaikan maka orang beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke bahan bakar gas.
5.     Perkiraan harga di masa datang
Apabila konsumen menduga harga barang akan terus mengalami kenaikan di masa datang, maka konsumen cenderung untuk menambah jumlah barang yang dibelinya. Contoh: Pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan melambung tinggi, maka mereka akan memborong sembako tersebut hari ini.
6.     Intensitas kebutuhan konsumen
Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendesak dan dirasakan pokok oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan. Contoh: kebutuhan akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli dalam jumlah harga tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan harga pokok.
  
       C.    Fungsi Permintaan
Menurut Virgantari (2011), secara umum, fungsi permintaan menyatakan hubungan jumlah yang diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tempat dan waktu tertentu. Fungsi permintaan dapat diturunkan melalui dua cara, yang pertama adalah memaksimumkan kepuasan dengan kendala jumlah anggaran dan harga barang. Fungsi permintaan yang diturunkan dari prinsip ini disebut dengan fungsi permintaan Marshallian. Fungsi ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris Alfred Marshal pada tahun 1980 dan menganggap bahwa pendapatan konsumen konstan. Fungsi permintaan lain dapat diturunkan dengan menerapkan teori dualitas, yaitu meminimumkan biaya dan memaksimumkan output pada tingkat pengeluaran tetap.
Permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya disebut fungsi permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Persamaan fungsi permintaan dapat disusun sebagai berikut.


Dx  = f (Px, Py, Y, T, N)
dimana:
Dx = permintaan akan barang x
Px = harga barang x
Py = harga barang y
Y = pendapatan per kapita
T = selera
N = jumlah penduduk


Dx adalah variabel tidak bebas, karena besarnya nilai ditentukan oleh variabel lain. Px, Py, Y, T dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung besarnya variabel lain. Tanda positif dan negatif menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan akan barang. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit permintaan atas barang tersebut (Firdaus, 2008).




Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis, Surakarta: Program Pascasarjana, UNIBA